Rabu, 10 Agustus 2011

Psikolog itu I Ketut Suryani

Dr. I Ketut Suryani, seorang Psikiater yg mendedikasikan hidupnya untuk membantu mereka yang terpasung di Bali. Dengan berbagai alasan mereka memasung salah satu keluarga mereka. Umumnya mereka dipasung karena sakit jiwa. Kebanyakan dari yang dipasung karena aktifitas kesehariannya membahayakan orang di sekitarnya.

Dari satu desa ke desa yang lain Suryani memberikan penjelasan kepada keluarga mereka agar tidak melakukan pemasungan. Dalam pandangannya tidak boleh manusia dipasung dengan alasan apapun. Bila sakit jiwa dan membahayakan masyarakat sekitar, tinggal membawanya ke rumah sakit jiwa. Dan ini merupakan tanggung jawab pemerintah berdasarkan amanat undang-undang. Tidak jarang dalam proses penyadaran pentingnya untuk tidak menggunakan pemasungan, ia mendapatkan banyak tantangan. Jawaban terbanyak karena persoalan finansial. Atau keputusasaan pihak keluarga karena sudah banyak cara digunakan dari pengobatan tradisional sampai medis, tapi tidak ada perubahan berarti. Banyak anggota masyarakat yang keluarganya sakit itu, menolak untuk melepaskan pasungan dengan berbagai alasan. Suryani tidak menyerah, sesekali ia mendesak mereka dengan ancaman bahwa pemasungan perbuatan melawan hukum, dan mereka yang dengan sengaja memasung yang sakit dapat dikatagorisasikan melakukan pelanggaran hak asasi manusia. Dan pelakunya akan mendapatkan hukuman.

Usahanya tidak sia-sia, banyak anggota masyarakat mulai menyadari bahwa pemasungan bukan satu-satu jalan untuk menyembuhkan mereka yang terganggu jiwannya. Masih banyak cara yang jauh lebih manusiawi dan tidak menyakiti mereka yang memang dalam kondisi perlu dibantu itu.
Mempunyai anggota keluarga yang terganggu jiwanya merupakan cobaan berat. Karena akan banyak menyita banyak waktu dan pikiran. Juga pembiayaan yang tidak sedikit jumlahnya. Apa yang dilakukan Ketut Suryani di Bali, menjelaskan pada kita betapa mulia yang diperjuangkannya. Coba bayangkan dari mereka yang ditemui, ada sebagian yang masuk katagori ‘belum berbahaya’ tapi harus dipasung. Mereka Cuma bisa menangis, mengharap bantuan entah pada siapa. Karena semua orang di sekeliling mereka menganggap dengan cara diikat dan di batasi geraknya masalah itu bisa selesai.

Pembatasan gerakpun beragam bentuknya, dipasung, dirante, bahkan dikerangkeng. Ada juga yang dikurung dalam satu ruangan gelap tanpa cahaya. Melihat mereka sangat menyedihkan.
Andai mereka bisa berpikir sehat tidak sakit, mungkin akan memberontak dan mengatakan mereka yang membatasi geraknya sebagai kejahatan. Mereka Cuma bisa diam dan menangis saat mulai sedikit sadar. Jalan keluar yang paling baik dengan membawanya ke rumah sakit jiwa, mengobati-nya dengan pendekatan medis. Kalaupun ada yang harus diisolasi karena alasan keamanan menempatkannya dalam ruang yang manusiawi, bersih, cukup pencahayaan dan fentilasi udara yang baik.

Penyembuhan dengan cara-cara yang tidak manusiawi tentu malah akan memperburuk keadaan. Jiwanya tambah tertekan dan depresi.

Komentar :

ada 0 komentar ke “Psikolog itu I Ketut Suryani”

Posting Komentar


Pengunjung


Buku Tamu

 
Powered by Blogger.com | Dioprek Oleh Sire