Betawi juga salah satu suku yang banyak menggunakan pepatah dan istilah. Mengkritik dengan ‘tidak menunjuk hidung’ biasanya menggunakan majas, bahasa kias. Harapannya mereka yang dikritik tidak patah arang, atau tersinggung.
Pepatah pada judul di atas, ditujukan untuk mereka yang berwirausaha. Salah satu ciri wirausaha, berjiwa spekulatif. Situasi tak menentu. Dalam berwirausaha terkadang semua hal sudah diperhitungkan, semua dihitung. Tetapi tidak semua dapat diukur, ada faktor eks.
Tidak semua orang berjiwa seperti ini, berani menentukan sikap. Misalnya seorang wirausahan, ia harus berani berinvestasi . Selama dalam hitungan2 kasar, menguntungkan, walau ada resiko sebaliknya, rugi, ia harus lakukan. Ada feeling. Inilah faktor eks yang memungkinkan semua kemungkinan terjadi. Bisa untung bisa buntung.
Feeling ini juga tak berhubungan dengan pendidikan tinggi atau tidak, tetapi seberapa berani seorang menentukan sikap. Seringkali mereka yg punya pendidikan tinggi, karena paham resiko, jadi takut membuat keputusan, sebaliknya yang punya pendidikan pas-pas-an tetapi punya pengalaman berani menentukan sikap. Ambil resiko.
Resikonya paling Cuma “kalo panjang jadi ula, pendek jadi kodok”.
Komentar :
Posting Komentar